RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru mempertanyakan keseriusan PT Agung Rafa Bonai (ARB) terhadap pengerjaan proyek Pasar Induk.
Sebab, pembangunan Pasar Induk di Jalan Soekarno Hatta itu mangkrak. Bahkan hingga tahun ini pun belum juga rampung.
Kesanggupan dari PT ARB ini patut dipertanyakan, jika tidak memiliki kesanggapun, maka sampaikan, agar Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dapat mengambil tindakan.
"Sejauh ini kita lihat ada semacam keengganan dari PT ARB untuk melanjutkan kerja sama ini. Di lapangan kita lihat tidak ada perkembangan sama sekali," kata anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru, Roni Pasla, Rabu (15/9).
Roni pun mendesak Pemko Pekanbaru segera melakukan evaluasi terhadap PT ARB, dipertanyakan apa yang menjadi sebab mangkraknya pembangunan Pasar Induk itu.
Meskipun PT ARB sudah berinvestasi karena perjanjian kerja samanya dalam bentuk Build Operate Transfer (BOT), tak menjadi sebab untuk mempertahankan pengerjaan proyek diberikan kepadanya.
"Pemerintah harus bisa memutuskan apakah PT ARB bisa melanjutkan atau tidak. Kalau kita lihat di lapangan mereka (PT ARB) gak sanggup, pemerintah harus bisa memutuskan bagaimana kerja sama dengan PT ARB," paparnya.
Sembari melakukan evaulasi terhadap PT ARB, Pemko Pekanbaru ada baiknya memikirkan cara dan solusi agar proyek pembangunan Pasar Induk dapat segera terselesaikan.
Artikel Terkait
Gubri Syamsuar Menangis Melihat Kondisi Rumah Warga di Kampar
Harga TBS Riau Naik Tipis Sepekan ke Depan
Seluruh Kecamatan di Pekanbaru Sudah Nihil Zona Merah
Parkir Berbayar di Toko Ritel Modern Dinilai Bebani Masyarakat
PKS: Pemerintah Harus Tegas Hadapi Pelanggaran Kedaulatan oleh China di Natuna
Dudung Sebut Semua Agama Benar, MUI: Bagi Kami Cuma Islam!
Vladimir Putin Isolasi Diri Usai Orang Dekatnya Positif Covid-19
Bayar Pajakmu Tepat Waktu, Dapatkan Hadiah 1 Unit Yamaha Gear 125 dari PT Alfa Scorpii!
Pengangkut Sampah Mandiri di Pekanbaru Harus Rekomendasi RW
Sekarang Masuk Supermarket Wajib Punya Aplikasi PeduliLindungi